Hapten & Pembawanya

Kata hapten merupakan istilah yang diturunkan dari bahasa Yunani, yaitu ”haptein” yang berarti mengikat (to fasten). Hapten merupakan molekul kecil yang dapat menstimulasi produksi molekul antibodi hanya ketika terkonjugasi dengan molekul yang umumnya lebih besar yang dinamakan dengan molekul carrier atau pembawanya (Anonim a, tt).


Parija (2009) menyebutkan bahwa hapten merupakan molekul organik kecil (dengan berat molekulnya kurang dari 1000 Da) yang bersifat antigenik tetapi tidak bersifat immunogenik. Hapten tidak bersifat immunogenik karena hapten tidak mampu mengaktifkan sel T pembantu. Ketidakmampuan hapten untuk mengaktifkan sel T pembantu disebabkan karena ketidakmampuannya untuk mengikat protein MHC (Major Histocompatibility Complex). Hapten tidak dapat mengikat MHC karena hapten bukan merupakan suatu protein dan hanya protein yang mampu mengikat protein MHC (Parija, 2009).

Hapten dapat terikat dengan kuat pada molekul pembawanya melalui ikatan kovalen. Kompleks hapten-carrier inilah yang menstimulasi produksi antibodi yang tidak dapat dilakukan oleh hapten yang tidak terikat. Kompleks hapten-carrier ini bersifat imunogenik, yaitu dapat menghasilkan respon imun. Hapten tidak terikat dapat bereaksi dengan produk dari respon imun setelah produk tersebut dihasilkan. Sehingga meskipun hapten tidak terikat (bebas) tidak dapat menghasilkan respon antibodi, hapten dapat berikatan dengan antibodi dan berperan sebagai antigen (Anonim a, tt). Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika bergabung dengan pembawa yang ukurannya sesuai (Abbas, 2006).

Hapten biasanya dikenali oleh sel B sedangkan carrier oleh sel T. Carrier sering digabungkan dengan hapten dalam usaha imunisasi (Baratawidjaja, 2004).

Beberapa obat dapat dikategorikan sebagai hapten seperti misalnya penicillin yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi. Penicillin ketika diinjeksikan atau dikonsumsi akan bereksi secara kimia dengan protein dalam tubuh dan membentuk kompleks hapten-carrier yang dapat mengakibatkan sindrom yang berbahaya yang dikenal dengan anafilaksis (Singh, 2004).
Obat-obatan lain yang juga merupakan hapten diantaranya adalah:
- Atrazin
- Nikotin
- Morfin
- Heroin
- Metampetamin
- Kokain
- Triamsinolon
- Kortison
- Nalokson
- Ampisilin
- Triftamin
- Vitamin D3
- Sulfa
- Penisillin
- Codein
- Nor-kodein
- Fenobarbital
- Tiopental
- Asam tiobarbiturat
- Deksametason
- Prednisolon
- Fenitroxon
- Furosemid
- Triptofan
- Vitamin D2
- Metanefrin
- Asam Nikotinik
- Amoksisilin

Dinitrophenol (DNP) juga merupakan salah satu contoh dari hapten. DNP merupakan hapten yang tidak dapat menginduksi pembentukan antibodi ketika diinjeksikan dalam bentuk bebasnya pada suatu uji yang menggunakan hewan. Setelah ditautkan dengan molekul pembawa imunogenik, seperti Bovine Serum Albumin (BSA), hasilnya berupa pembentukan antibodi anti-DNP.

Selain itu, Dupuis dan Benezra membagi jenis -jenis hapten berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Asam, misalnya asam maleat.
2. Aldehida, misalnya formaldehida.
3. Amin, misalnya etilendiamin, para-etilendiamin.
4. Diazo, misalnya bismark-coklat, kongo-merah.
5. Ester, misalnya Benzokain.
6. Eter, misalnya benzil eter.
7. Epoksida, misalnya epoksi resin.
8. Halogenasi, misalnya DNCB, pikril klorida.
9. Quinon, misalnya primin, hidroquinon.
10. Logam, misalnya Ni2+, Co2+,Cr2+, Hg2+
11. Komponen tak-larut, misalnya terpentin
(Trihapsono, 2003).

Berikut ini adalah contoh-contoh molekul hapten dan molekul pembawa.

Tabel Nama Hapten
Nama Hapten
2- Hidroksi atrazine
2- Hidroksi propazine
2- Hidroksi simazine
2,4 Dinitroklorobenzen
2,4-Dichlorophenoxyacetic acid
3`-Hydroxycyclobarbital
3`-Ketocyclobarbital
3-Carboxymethylmorphine
5-Benzimidazolecarboxylic acid
6-Monoacetylmorphine
9-Alpha-fluroprednisolone
ABA (4-acetyl benzoic acid)
Agatharesinol
Aldicarb
Amidosulfuron
Asam Barbiturat
Asam tiobarbiturat
Atrazine
Barbital
Benalaxyl
Benzoylecgonine
Betamethasone
Carbaryl
Carbofuran
Ceftazidime
Chlortoluron
Cinnamic acid
Cocaine
Coniferyl alkohol
Cortisol
Cortisone
Cyclobarbital
Desmetryne
Desoxymethasone
Dexamethasone
Dietil atrazine (DEA)
Dietil diisopropil atrazine (DEDIA)
Dietil diisopropil hidroksi atrazine (DEDIHA)
Diisopropil atrazine (DIA)
Diisopropil hidroksi atrazine (DIHA)
Flucofuron
Flumethasone
Fluocortolone
Furalaxyl
Glutethimide
Heroin
Hidroksi atrazine (HA)
Hinokinin
Hinokiresinol
Hydroxysugiresinol
Isoproturon
Levallorphan
Metalaxyl
Methamphetamine
Metharbital
Methiocarb
Methomyl
Methylprednisolone
Metolachlor
Morfin
Morphine-3-glucuronide(M3G)
Morphine-6-glucuronide(M6G)
Naloxone
Nikotin
Nor-Codeine
p-aminophenobarbital
Pentobarbital
Pethidine
Phenobarbital
Prednisolone
Prednisone
Prometryne
Propachlor
Propoxur
Secobarbital
Sequirin C
Simazine
Sugiresinol
Sulcofuron
Thiopental
Triamcinolone
Triamcinolone hexacetonide
(Singh, 2004).

Tabel Nama Carrier

Nama Carrier Sumber carrier
Avidin Protein
Bovine G globulin Protein
Bovine Immunoglobulin G (BlgG) Protein
Bovine Serum Albumin (BSA) Protein
Bovine-Thyroglobulin Protein
cBSA (cationized Bovine Serum Albumin Protein
Colloidal Gold -
Conalbumin (CONA) Protein
Edestin Protein
Exoprotein A (rekombinan) dari Pseudomonas aeruginosa Protein
HC (heamocyanin dari Paralithodes camtschatica) Protein
Helix promatia Haemocyanin(HPH) Protein
Serum Albumin manusia (HSA) Protein
Keyhole Limpet Heamocyanin (KLH) Protein
LPH (Heamocyanin dari Limulus polyphemus) Protein
Ovalbumin (OA) Protein
Pam3Cys-Th Lipopeptide
Polylysine Peptide
Porcine Thyroglobulin (PTG) Glikoprotein
Purified Protein derivative (PPD) -
Serum Albumin kelinci (RSA) Protein
Trypsin Inhibitor kedelai (STI) -
Globulin bunga matahari (SFG) Protein
Tetanus Toxoid -
Thyroglobulin (Tg) Protein

(Singh, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Litchtman. 2006. Basic Immunology. Functions and Disorders of the immune system, 2nd ed. Updated edition 2006-2007. WB Saunders Co.

Anonim a. tt. Hapten.
Available at : http://www.britannica.com/EBchecked/topic/254765/hapten
Last opened : 15 Februari 2011

Baratawidjaja, Karnen. 2004. Alergi dan Imunologi pada Penyakit Akibat Kerja. Cermin Dunia Kedokteran No. 142.

Parija, Subhash Candra. 2009. Textbook of Microbiology and Immunology. India: Elsevier.

Singh M.K., Srivastava S.,Raghava G.P.S. and Varsheny G.C. 2004. HaptenDB .
Available at : http://www.imtech.res.in/raghava/haptendb/.
Last opened : 15 Februari 2011.

Trihapsoro, Iwan. 2003. Dermatitis Kontak Alergik pada Pasien Rawat Jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Available at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6372/1/kulit-iwan.pdf
Last opened : 15 Februari 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar